Memahami
Sosiologi Pendidikan
-
Kajian Sosiologi Pendidikan
Kajian
sosiologi dan sosiologi pendidikan di Indonesia telah lama dikenalkan melalui
mata kuliah di perguruan tinggi, maksudnya agar mahasiswa memiliki visi dan
misi serta kemampuan melihat proses pendidikan dari sisi sosiologis. Pendidikan
sebagai suatu lembaga dan merupakan fenomena sosial, yang didalamnya terjadi
interaksi antar individu,antar kelompok,antar individu dengan kelompok yang
erat kaitannya dengan struktur sosial yang menjadi kajian utama dalam sosiologi.
Sosiologi merupakan bidang kajian
yang memiliki implikasi penting terhadap tumbuh kembangnya manusia dalam
masyarakat, termasuk tumbuh kembangnya mereka dalam pendidikan. Sosiologi
pendidikan dapat membantu member bahan yang berharga dalam rangka melihat
proses pendidikan dengan berbagai masalah dan implikasi yang ditimbulkan.
Sosiologi pendidikan dapat membantu memahami perencanaan,proses implementasi,
dan implikasi penerapan program maupun kebijakan pendidikan tertentu. Sosiologi
pendidikan merupakan kajian bagaimana institusi dan kekuatan sosial
mempengaruhi proses dan outcome pendidikan dan sebaliknya.
Masyarakat berbasis ilmu pengetahuan
memiliki tradisi yang berbeda dengan masyarakat sebelumnya. Cara mengembangkan
tindakan,memiliki identitas,mengajukan persoalan dan jawaban,selalu dikaitkan
dengan tradisi keilmuan. Dunia pendidikan harus memahami, lalu
mentransformasikan ke dalam proses pembelajaran bagaimana masyarakat
mengembangkan tindakan,memilih identitas,mengajukan persoalan dan solusi.
Masyarakat kapitalisme tingkat
lanjut memang telah memicu tumbuhnya masyarakat ekonomi menengah,dengan tingkat
kesejahteraan yang begitu tinggi. Namun,seperti yang dikatakan Schumpeter
(dikutip Hargreaves, 2004), pengetahuan masyarakat ekonomi juga memiliki kekuatan
destruktif, terutama ketika mengedepankan kepentingan pribadi yang dampaknya
kemudian mudah memunculkan pembelahan masyarakat secara tajam. Masyarakat kemudian menjadi terfragmentasi dalam
pembelahan yang tajam, baik pembelahan vertical maupun horizontal yang acapkali
susah dipertemukan apalagi diintegrasikan. Menghadapi perkembangan seperti
itu,pendidikan sebagai institusi produksi dan reproduksi pengetahuan,menjadi
semakin membutuhkan perangkat analisis dalam memahami perubahan perilaku
masyarakat.
Durkheim melihat pentingnya prinsip
saling bergantung antaranggota masyarakat yang beraneka raga mini dan sifat
sosial mengisyaratkan perlunya setiap orang menempatkan dirinya untuk sesuatu
yang lebih tinggi sebagai komitmen pada keseluruhan baik sebagai individu
maupun kelompok (Parelius and Parelius, 1978). Setiap anggota masyarakat
memberikan sejumlah kontribusi bagi anggota lainnya dan bersamaan dengan itu
dia memperoleh yang dibutuhkan dari orang lain. Dengan demikian stabilitas
sosial akan dapat dipertahankan.
-
Perspektif Sosiologi Pendidikan
Pada
perspektif sosiologi pendidikan dapat dilihat perbedaan sosiologi pendidikan yang
berorientasi pada dimensi kajian makro dengan yang berorientasi pada kajian
mikro. Untuk unit analisis dalam sosiologi pendidikan umumnya sebagian besar
dari ranah obyektif, yaitu dunia atau realitas yang berada diluar individu
sedang yang sebagian lain tertarik pada unit analisis yang berasal dari ranah
individu. Yang mengembangkan kajiannya dari perpektif subyektif, yaitu dunia
kesadaran.
Perspektif
kajian sosiologi pendidikan juga dipisahkan antara mereka yang memiliki
penekanan pada ranah obyektif dengan mereka yang memiliki pendekatan ranah
obyektif, melihat data dengan pandangan bebas nilai. Penjelasan dilakukan
dengan melihat data di luar individu atau mencari penjelasan di dunia objektif.
Kajian
sosiologi pendidikan perspektif mikro, mencari pemahaman masalah pendidikan ke
dunia makna. Kemajuan dan kemunduran dalam pendidikan,oleh teori teori yang
menekankan pada ranah mikro seperti perspektif konstruksional, interaksionisme
simbolik,fenomenologi, dan sejumlah pemikir yang mengikuti mahzab Frankfurt, feminism
dan juga posmodernisme menelusuri realitas melalui ranah mikro, bukan dari
wilayah makro sistemik, atau struktur sosial. Dalam hal ini justru dilakukan
dengan cara memahami model pengetahuan,pengalaman,persepsi dan cara actor memahami
permasalahan pendidikan (Zainudin M., 2010).
Permasalahan
perluasan kesempatan belajar akan cocok dimengerti dengan pendekatan sosiologi
makro dengan mengamati keterkaitan struktur sosial dan kebutuhan akan
pendidikan formal. Dewasa ini,peranan pendidikan banyak dikaitkan dengan
keseluruhan usaha mengembangkan sumber daya manusia. Pelayanan umum untuk
maksud serupa,yaitu peningkatan jumlah dan mutu sumber daya manusia menjawab
perubahan,tantangan dan permasalahan yang ada.
Pendidikan
formal di Negara kita dengan unit utama pelaksanannya sistem persekolahan,mengemban
tugas yang semakin kompleks bagi anak untuk tingkatan dosen dewasa ini telah
bersiap memasuki fase universal. Sasaran populasi garapannya semakin
luas,terutama oleh desakan dan gerakan pendidikan bagi semua, sementara itu
cakupan kerjanya semakin bersegi,termasuk fungsi,tantangan,dan permasalahannya.
Untuk menganalisisnya dibutuhkan sosiologi pendidikan.