Analisis
komentar tentang film yang berjudul Dilarang
Makan Kerupuk :
Film
ini menceritakan tentang kehidupan anak anak kecil yang ada di sebuah desa
pelosok, di daerah Sulawesi Selatan. Anak - anak di daerah tersebut banyak yang
mengkonsumsi makanan makanan junk food
atau disebut juga makanan sampah. Yang tidak baik untuk kesehatan, dan merusak
tubuh.
Seorang
anak kecil yang terdapat di daerah tersebut, bernama Iqbal, anak laki laki berusia
lima tahun,Ia diceritakan tidak pernah makan nasi.karena ia terbiasa dengan
makan makanan instant . Ia hanya mengkonsumsi makanan atau snack snack ringan,
mie instant, kerupuk Makanan tersebut memang tergolong murah,
sehingga dengan mudah anak anak membelinya. Padahal dampak negative dari
mengkonsumsi makanan tersebut sangatlah berbaya bagi kesehatan.
Selanjutnya,cerita dari anak perempuan,bernama amel berusia empat tahun, disini
ia diceritakan sering mengkonsumsi makanan instant,karena tidak adanya
penjelasan yang memadai.
Masalahnya
disini adalah sangat banyak,disediakan warung-warung penjual makanan tak
sehat,belum lagi ketika di sekolahan, banyak pedagang menjual makanan makanan
tak sehat.sering dijumpai penjual otak otak ayam, padahal makanan tersebut
terbuat dari ayam tiren,dan tidak terbayang lagi bagaimana jika sampai
dikonsumsi akan berdampak pada tubuh.apalagi saus yang digunakan para penjual
tersebut terbuat tidak dari cabai yang segar,melainkan cabai cabai yang hamper
busuk,juga dicampur dengan papaya,dan pewarna.hal ini sudah sering di buktikan
faktanya, di investigasi pada acara acara televisi. Selain itu, tidak ada
makanan pengganti yang lebih enak, dan disukai oleh anak-anak.
Padahal
di Sulawesi Selatan ini adalah daerah yang berpotensi sebagai produsen gula
aren. Seharusnya makanan yang sehat itu mudah didapat,dan mudah untuk
membuatnya. Hanya saja para orang tua di daerah ini, kurang memanfaatkan hasil
panennya untuk mengolah makanan makanan yang sehat dan bergizi. Seperti kacang
hijau,kedelai,yang kaya akan protein. Selain itu, anak anak juga kurang
tertarik untuk makan makanan seperti itu, karena mereka dari dulu sudah
terbiasa dengan makan makanan yang instant / junk food.
Makan
makanan instant / junk food, tidak memenuhi standar hygne karena mengandung
bahan bahan kimia yang tidak selayaknya untuk makanan. Contohnya antara lain :
bahan pewarnanya menggunakan bahan dari pewarna kain atau tekstil (Rhodamin B
), adiktif penyedap rasanya menggunakan essence, MSG (monosodium glutamate)
yang dapat menyebabkan penyakit kanker, bahan pemanisnya menggunakan sodium /
pemanis buatan atau sakarin. karena mengandung bahan kimia yang sangat sulit
dicerna oleh tubuh. Bahan bahan yang dapat membuat renyah, adalah menggunakan
boraks.bahan pengawetnya menggunakan formalin yang biasanya digunakan hanya
untuk mengawetkan mayat. Semua bahan bahan tersebut terbukti sangat merusak
organ-organ tubuh. Misalnya, hati, ginjal, paru - paru,
Alasan
mengapa produsen makanan – makanan tersebut menggunakan bahan - bahan berbahaya,
hanya karena untuk menekan ongkos produksi. Sehingga dapat menjual produknya
dengan harga yang murah, tanpa memikirkan resikonya bagi para konsumen,
terutama anak – anak . menyadarkan produsen makanan untuk tidak lagi
menggunakan bahan bahan yang berbahaya .
Mengkonsumsi
junk food itu telah menjadi kebiasaan pada anak anak kecil terutama, karena
awal awal makan itu sekilas rasanya sangat enak, dan mungkin anak menjadi
ketagihan. Kemasannya menarik, harganya murah , mudah didapat / diperoleh.
Kurang nya pengertian terhadap efek yang akan ditimbulkan dari mengkonsumsi
makanan tersebut.
Untuk
mengubah semua kebiasaan yang buruk tersebut , solusinya antara lain :
- Memberikan
pendidikan tentang resiko dan efek yang ditimbulkan dari makan makanan tersebut
.
- Orang
tua membekali anaknya dengan makanan makanan sehat yang dipersiapkan dari rumah
.
- Memberi
pengertian, atau jika perlu melarang penjual makanan makanan berbahaya tersebut
, menjajakkan dagangan dagangan nya di sekolah , terutama di Sekolah Sekolah
Dasar .
- Pengawasan
produksi yang lebih ketat dari badan
pengawas obat dan makanan ( BPOM )
- Pengelola
sekolah membuka kantin sehat , yang menyediakan makanan bergizi dan tidak
membahayakan kesehatan . Yang bergizi , menjaga kebersihan makanannya, dan
tidak mengandung bahan bahan yang berbahaya .
- Mengganti
makanan makanan instant yang tidak sehat tersebut, dengan memasak sendiri
dirumah yang dipastikan kebersihan nya terjaga dan tanpa menggunakan bahan bahan kimia yang berbahaya.
Akibat
dari mengkonsumsi makanan makanan junk food seperti ini, dapat merusak
ginjal,gangguan pencernaan,radang tenggorokan,merusak selera makan
mengakibatkan gemuk yang berlebihan atau disebut obesitas, darah tinggi,
menurunkan daya ingat otak,menyebabkan penyakit gula.dan lebih parah lagi dapat
menyebabkan kanker. Dan yang paling menyedihkan, berakhir pada kematian.
Peran
orang tua disini sangat penting, karena sosialisasi primer,dapat terjadi di
dalam sebuah keluarga. Sosialisasi itu
penting,karena dari yang tidak tahu,menjadi tahu, dan penyampaian akan gagasan
gagasan baru. Seharusnya sejak usia dini, anak sudah dibiasakan dengan makan
makanan yang sehat, dan tidak membiasakan untuk makan makanan instant,yang
disitu terdapat banyak pengawet,pewarna,penyedap rasa,dan juga pemanis buatan.
Tipe
keluarga demokratis modern yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan
anak , akan tetapi tidak ragu ragu dalam mengendalikan mereka. Orang tua dalam
pola asuh ini berperilaku rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio,
atau pemikiran – pemikiran . orang tua tipe ini juga bersifat realistis
terhadap kemampuan anak , tidak berharap berlebihan yang melampaui kemampuan
anak. Orang tua tipe ini, juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih
dan melakukan suatu tindakan, dan pendekatan kepada anak dilakukan dengan cara
hangat.
Pola
asuh orang tua yang bersifat demokratis, pada umumnya ditandai dengan adanya
sikap terbuka antara orang tua dan anak. Mereka membuat semacam aturan - aturan
yang telah disepakati bersama. Orang tua yang demokratis ini
Tipe
keluarga demokratis ini dapat dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
permisif ,otoriter , dan liberal. Demokratis yang permisif merupakan pola asuh
orang tua yang cenderung cuek. Jika orang tua dalam mendidik anaknya tersebut
seenaknya sendiri, dan tidak diperhatikan, makan anak akan tetap mengkonsumsi
makanan makanan yang tidak sehat, karena mungkin dari faktor lingkungan,
pengaruh teman temannya dalam mengkonsumsi makanan tersebut. Sebaliknya, pada
pola asuh otoriter, disini orang tua sangat lah memaksa . apa yang dilakukan si
anak, harus sesuai dengan kehendak orang tuanya. Sebenarnya hal ini dilakukan
agar anak dapat diarahkan terhadap pola makana yang baik,dan sehat. Tetapi
justru anak akan merasa bosan diatur diatur terus, sehingga anak akan
memberontak, dan tetap mengkonsumsi makanan instant tersebut tanpa sepengetahuan
orang tua. Saya sendiri mengalami hal ini. Dahulu ketika saya masih kecil,
selalu dilarang makan makanan seperti chiki ,taro siomai , yang banyak dijual
di sekolahan. Tetapi, pada suatu saat, saya ingin mencoba makan makanan
tersebut, karena penasaran terhadap rasanya, hampir semua teman teman, jika
istirahat tiba, mereka jajan makanan tersebut, lalu saya ikut-ikutan
membelinya. Jadi pola asuh yang otoriter sangat tidak bagus untuk mendidik
anak. Karena bukannya anak menjadi penurut dengan apa keinginan orang tua,
tetapi justru sebaliknya, malah akan memberontak . Pola asuh yang ketiga yaitu
pola asuh liberal. Pola asuh liberal yaitu cara mendidik anak yang diberikan
kebebasan kepada anak, tetapi masih dilakukan pengawasan. Bukan
berarti anak tidak boleh menyantap selain makanan utama. Anak tetap diberikan
kesempatan menikmati kudapan ringan, misalnya permen, coklat, snack, es krim ,dan sebagainya. Namun juga perlu dibatasi
dan tetap dalam pengawasan orang tua. Menurut saya, pola
asuh inilah yang baik untuk diterapkan kepada anak .
Optimalisasi
peran keluarga dalam sosialisasi anak, yaitu meliputi kebutuhan anak, fisik keamanan – dimiliki dan disayang – harga diri
– kognisi – estetika – aktualisasi diri .
Pada beberapa anak, memberikan asupan gizi atau
makan merupakan kegiatan yang menjadi tantangan tersendiri. Anak sering kali
menolak makan, makan terlambat atau menghabiskan makanannya dalam waktu sangat
lama, sehingga orangtua kerepotan. Pada awalnya mungkin hal ini ditolerir, tapi
jika sudah berkepanjangan, itu harus
waspada. Karena capek, mungkin orang tua bisa jadi menjadi tidak lagi peduli
dengan pola makan sehat sang anak. Awal kebiasaan makan harus dipahami sebagai
pola yang sebenarnya dipelajari oleh anak. Orang tua pun harus memberikan
kontribusi jika anak menunjukkan pola makan yang tidak sesuai. Seorang anak adalah ibarat mesin foto copy yang
baik. Dan orang tua lah sosok yang harus dapat dijadikan panutan,
sehingga anak langsung melihat contoh nyata dan bukan hanya sekedar menerima
instruksi tanpa ada sosok yang dapat ia lihat secara langsung.
Selain sosialisasi primer di dalam keluarga,
sosialisasi juga dapat dilakukan di dalam lingkup masyarakat, misalnya pada saat
acara posyandu, arisan RT, atau bahkan sosialisasi dapat dilakukan pada saat
acara diberikan penjelasan atau
pengarahan tentang bagaimana memberikan makanan yang sehat untuk anak, mendidik
anak agar tidak makan makanan junk food lagi, memberikan penyuluhan bagaimana
dampak yang akan dialami setelah mengkonsumsi makanan makanan tersebut dalam
jangka lama. Akibat dari mengkonsumsi makanan tersebut, tidak terasa sekarang,
tetapi dampak terburuknya akan terasa pada beberapa tahun yang akan datang.
Maka dari itu, hal ini harus dapat dicegah sedini mungkin, melalui sosialisasi
untuk para ibu di masyarakat sekitar.
Dengan melakukan proses pembelajaran, yang
merupakan proses peserta didik untuk menyerap dan mendapatkan pengarahan dari
pendidik, benda dan lingkungannya. Hasil dari proses belajar tersebut
diharapkan dapat terjadi perubahan akan perilaku yang menetap .
Analisis
mengenai teori tentang keluarga :
Teori
yang sesuai untuk menganalisis film tersebut, menggunakan teori
interaksionalisme simbolik, yang artinya merupakan pemahaman terhadap peran
yang kita mainkan sebagai anggota keluarga, dan bagaimana kita memodifikasi
atau mengadaptasi peran yang kita miliki, agar sesuai dengan harapan orang
lain. Menekankan pada cara bagaimana individu berkomunikasi satu dengan lainnya
dan menginterpretasikan interaksi tersebut.
Dalam
memberikan pengarahan yang baik terhadap anak, kita dapat melakukan pengertian
melalui bermain peran. Jika orang tua memasak dirumah, hendaklah makanan yang
sehat dan bergizi, lalu membiasakan makan bersama di meja makan, agar anak
tersebut dapat melihat saat orang tua terbiasa dengan makan sayur sayuran,
meski awalnya anak tidak suka, tetapi peran orang tua disini harus
membiasakannya sedini mungkin, agar anak dapat meniru / mencontoh apa yang
telah dilakukan orang tua tersebut. Lama kelamaan anak akan terbiasa untuk
mencoba makan makanan sehat, dan menghindari untuk makan makanan instant lagi,
karena sudah mengerti bagaimana dampak yang akan ditimbulkan dari mengkonsumsi
makanan sampah tersebut .
Kesimpulan
mengenai bahaya makanan junk food :
Seseorang yang sering mengonsumsi junk food akan menyebabkan
kelebihan berat badan bahkan hingga obesitas karena tingginya kadar lemak. Dan
lemak berlebih ini diketahui dapat membuat otak menjadi menciut.
Makanan ini tidak hanya dapat mengubah
struktur fisik otak, tapi juga memicu masalah memori dan peningkatan risiko
demensia serta membuat usia bagian abu-abu otak menjadi lebih cepat tua, yaitu
kira-kira 16 tahun lebih cepat.
Peneliti
menemukan bahwa otak dari orang yang kelebihan berat badan dan obesitas
rata-rata memiliki ukuran 4-8% lebih kecil dibanding orang yang sehat.
Hal ini karena darah tidak mudah masuk pembuluh darah, sehingga sulit mencapai
otak yang memicu terjadinya kekurangan oksigen dan sel-sel otak akhirnya mati.
Perlu diketahui bahwa makanan fast food ternyata mengandung garam, lemak
& kalori yang tinggi, termasuk kolesterol yang mencapai 70% serta hanya
sedikit mengandung serat yang justru sangat dibutuhkan oleh tubuh. Selain kandungan gizinya yang rendah,
fast food juga mengandung zat pengawet dan zat adictif yang membuat kita
ketagihan. Lemak tinggi yang banyak terdapat dalam makanan cepat saji juga
berpengaruh untuk memperbesar risiko terkena kanker, terutama kanker payudara
dan usus besar. Makanan cepat saji juga mengandung protein hewaninya yang cukup
‘kaya’, hal ini bisa menyebabkan terhambatnya penyerapan kalsium di dalam
tubuh. Kondisi ini dapat merangsang cepatnya terjadi osteoporosis .
World
Health Organization (WHO) dan Food and Agricultural Organization (FAO)
menyatakan bahwa ancaman potensial dari residu bahan makanan terhadap kesehatan
manusia dibagi dalam 3 katagori yaitu : 1) aspek toksikologis, katagori residu
bahan makanan yang dapat bersifat racun terhadap organ-organ tubuh, 2) aspek mikrobiologis,
mikroba dalam bahan makanan yang dapat mengganggu keseimbangan mikroba dalam
saluran pencernaan, 3) aspek imunopatologis, keberadaan residu yang dapat
menurunkan kekebalan tubuh. Dampak negatif zat aditif
terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung, dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
Disamping bahaya dari zat aditif makanan siap saji diatas,
bahaya lain yang dihadapi oleh konsumen/pengguna makanan siap saji adalah efek
samping bahan pengemas. Unsur-unsur bahan pengemas yang berbahaya
bagi kesehatan konsumen karena terdapatnya zat plastik berbahaya
seperti PVC yang dapat menghambat produksi hormon testosteron (Atterwill
dan Flack, 1992) kemasan kaleng disinyalir mengandung timbal (Pb) dan VCM
(Vinyl Chlorid Monomer) yang bersifat karsinogenik yaitu memacu sel kanker
(Media Indonesia, 2003), dan styrofoam bersifat mutagenik (mengubah gen) dan
karsinogenik (Kompas, 2003).
Sumber
referensi :
- Buku
catatan kuliah
- Sehat itu murah ,
oleh Dr. handrawan Nadesul , penerbit: Buku Kompas , Jakarta, Juli 2007
- kumpulan artikel kesehatan 4 ,penerbit
: PT Intisari Mediatama , Jakarta, 2001
-
http://www.todaypos.com/bahaya-keseringan-mengkonsumsi-makanan-junk-food-bagi-kesehatan.html