Sejarahnya dahulu kala Kyai Ageng Gribig berziarah ke Mekkah dan
Menunaikan Ibahdah Haji. Adapun yang menceritakan ziarah ke Tanah Arab
sering bersama dengan Sinuhun Sultan Agung. Pada suatu hari, pada Jumat
tanggal 15 bulan Sapar tahun Alip 1511, pada waktu ziarah ke Mekkah
mendapat apem 3 buah yang masih hangat, kemudian dibawa pulang untuk
anak cucunya, ternyata sampai di Jatinom apem tersebut masih hangat.
Dengan bersabda “APEM YAQOWIYU” artinya kata Yaqowiyu itu ialah Tuhan
Mohon Kekuatan. Berhubung apem buah tangan itu tidak mencukupi untuk
anak cucunya, maka Nyai Ageng disuruh membuatkan lagi agar dapat merata.
Kecuali tersebut diatas, Kyai Ageng juga memerintahkan kepada
orang-orang Jatinom; bila kebetulan bulan Sapar, agar merelakan harta
bendanya sekedar untuk zakat kepada sesame yang datang (mertamu). Oleh
karena orang-orang sama tahu bahwa Nyai Ageng sedekah apem, maka kini
penduduk Jatinom ikut-ikutan sama membawa apem untuk selamatan. Hanya
caranya sekarang orang-orang Jatinom membawa apem, lalu diserahkan
kepada Panitia Penyebaran Apem, untuk jumat sesudah sholat jumat
disebarkan di lapangan. Sejak kejadian tersebut sampai sekarang
tiap-tiap hari Jumat bulan Sapar sekitar tanggal 15, penduduk kota
Jatinom berselamatan apem, sesudah kenduri Yaqowiyu, lalu disebarkan.
Menurut kepercayaan warga, apem tersebut dapat untuk tumbal atau
syarat untuk bermacam-macam maksud. Bagi petani dapat untuk tumbal
sawahnya, agar tanamannya selamat dari hama. Ada yang percaya bahwa apem
tersebut akan membawa rezeki, membawa jodoh, dan lain-lain.
Pada Kamis siang sebelum apem disebar pada hari jumat, apem disusun
dalam dua gunungan yaitu gunungan lanang dan gunungan wadon. Gunungan
apem ini lalu akan diarak dari Kantor Kecamatan Jatinom menuju Masjid
Ageng Jatinom yang sebelumnya telah mampir terlebih dahulu ke Masjid
Alit Jatinom. Arak-arakan ini diikuti oleh pejabat-pejabat kecamatan,
kabupaten, Pemerintah Daerah Kabupaten, Bupati (atau yang mewakili),
Disbudparpora (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) dari
Klaten. Arak-arakan jalan kaki ini juga dimeriahkan oleh marching band,
reog, seni bela diri dan mas mbak Klaten yang terpilih.
Setelah kedua gunungan apem sampai di Masjid Ageng Jatinom maka
gunungan apem tersebut dimalamkan di dalam Masjid untuk diberi doa-doa.
Pada hari Jumat setelah sholat Jumat, apem tersebut disebar oleh Panitia
bersama dengan ribuan apem sumbangan dari warga setempat. Banyak orang
berpendapat bahwa apem yang ada di gunungan dan telah dimalamkan di
Masjid Ageng itulah apem yang paling “berkhasiat” atau manjur. Menurut
banyak warga sebenarnya dari ribuan apem yang disebar apem yang telah
dimalamkan di Masjid tersebut adalah apem yang benar-benar punya berkah.
Tapi meskipun demikian tidak berarti ribuan apem lain yang disebar
tidak membawa berkah, masyarakat percaya bahwa apem-apem yang disebar
itu punya berkah.
Kota Jatinom penuh sesak adanya beribu-ribu orang yang ada disitu
meminta berkah kepada Kyai Ageng Gribig yang dimakamkan di Jatinom itu.
Tetapi hendaknya kita selalu sadar bahwa : Mintalah sesuatu itu hanya
kepada Allah semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar