Minggu, 11 Desember 2011

UPACARA TRADISIONAL YAQOWIYU JATINOM KLATEN

Sejarahnya dahulu kala Kyai Ageng Gribig berziarah ke Mekkah dan Menunaikan Ibahdah Haji. Adapun yang menceritakan ziarah ke Tanah Arab sering bersama dengan Sinuhun Sultan Agung. Pada suatu hari, pada Jumat tanggal 15 bulan Sapar tahun Alip 1511, pada waktu ziarah ke Mekkah mendapat apem 3 buah yang masih hangat, kemudian dibawa pulang untuk anak cucunya, ternyata sampai di Jatinom apem tersebut masih hangat. Dengan bersabda “APEM YAQOWIYU” artinya kata Yaqowiyu itu ialah Tuhan Mohon Kekuatan. Berhubung apem buah tangan itu tidak mencukupi untuk anak cucunya, maka Nyai Ageng disuruh membuatkan lagi agar dapat merata.
Kecuali tersebut diatas, Kyai Ageng juga memerintahkan kepada orang-orang Jatinom; bila kebetulan bulan Sapar, agar merelakan harta bendanya sekedar untuk zakat kepada sesame yang datang (mertamu). Oleh karena orang-orang sama tahu bahwa Nyai Ageng sedekah apem, maka kini penduduk Jatinom ikut-ikutan sama membawa apem untuk selamatan. Hanya caranya sekarang orang-orang Jatinom membawa apem, lalu diserahkan kepada Panitia Penyebaran Apem, untuk jumat sesudah sholat jumat disebarkan di lapangan. Sejak kejadian tersebut sampai sekarang tiap-tiap hari Jumat bulan Sapar sekitar tanggal 15, penduduk kota Jatinom berselamatan apem, sesudah kenduri Yaqowiyu, lalu disebarkan.
Menurut kepercayaan warga, apem tersebut dapat untuk tumbal atau syarat untuk bermacam-macam maksud. Bagi petani dapat untuk tumbal sawahnya, agar tanamannya selamat dari hama. Ada yang percaya bahwa apem tersebut akan membawa rezeki, membawa jodoh, dan lain-lain.
Pada Kamis siang sebelum apem disebar pada hari jumat, apem disusun dalam dua gunungan yaitu gunungan lanang dan gunungan wadon. Gunungan apem ini lalu akan diarak dari Kantor Kecamatan Jatinom menuju Masjid Ageng  Jatinom yang sebelumnya telah mampir terlebih dahulu ke Masjid Alit Jatinom. Arak-arakan ini diikuti oleh pejabat-pejabat kecamatan, kabupaten, Pemerintah Daerah Kabupaten, Bupati (atau yang mewakili), Disbudparpora (Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga) dari Klaten. Arak-arakan jalan kaki ini juga dimeriahkan oleh marching band, reog, seni bela diri dan mas mbak Klaten yang terpilih.
Setelah kedua gunungan apem sampai di Masjid Ageng Jatinom maka gunungan apem tersebut dimalamkan di dalam Masjid untuk diberi doa-doa. Pada hari Jumat setelah sholat Jumat, apem tersebut disebar oleh Panitia bersama dengan ribuan apem sumbangan dari warga setempat. Banyak orang berpendapat bahwa apem yang ada di gunungan dan telah dimalamkan di Masjid Ageng itulah apem yang paling “berkhasiat” atau manjur. Menurut banyak warga sebenarnya dari ribuan apem yang disebar apem yang telah dimalamkan di Masjid tersebut adalah apem yang benar-benar punya berkah. Tapi meskipun demikian tidak berarti ribuan apem lain yang disebar tidak membawa berkah, masyarakat percaya bahwa apem-apem yang disebar itu punya berkah.
Kota Jatinom penuh sesak adanya beribu-ribu orang yang ada disitu meminta berkah kepada Kyai Ageng Gribig yang dimakamkan di Jatinom itu. Tetapi hendaknya kita selalu sadar bahwa : Mintalah sesuatu itu hanya kepada Allah semata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar