Beberapa pemikiran
Ahmadiyah berhasil menarik perhatian,terutama soal kedatangan Mesias atau AI
Masih.namun itu tak lama karena belakangan terungkap ajaran ini dianggap
menyimpang karena tak mengakui Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir.walau
dipandang menyimpang,pada 1928,tokoh Muhamadiyah Raden Ngabehi HM
Djojosoegito,sepupu hasyim Asy’ari(pendiri NU)mendirikan Ahmadiyah Indonesia
(AI)
Muhammadiyah
meresponnya dalam kongres di Solo pada 1929.majelis Tarjih Muhammadiyah
menyatakan bahwa barang siapa yang mempercayai adanya nabi setelah nabi
Muhammad SAW berarti telah kafir.hubungan Ahmadiyah dan Muhammadiyah akhirnya
putus.Belanda yang khawatir Muhammadiyah dan NU bisa membuat Indonesia
merdeka,merangkul Ahmadiyah pada 1930.
Sejak
itu Ahmadiyah pun berkembang terbagi dua.pertama,Ahmadiyah Qadian,atau jemaat
Ahmadiyah Indonesia (JAI) dengan pusatnya di Bogor- kelompok inilah yang
bentrok di Cikeusik.JAI mempercayai Mirza adalah seorang Nabi.sedangkan
kelompok kedua,Ahmadiyah Lahore atau Gerakan Ahmadiyah Indonesia,yang berpusat
di Yogyakarta.Beda dengan JAI,kelompok ini tak menganggap Mirza sorang nabi.
Dukungan
kolonial membuat JAI akhirnya berkembang lebih pesat,kelompok kelompok islam
seperti Muhammadiyah dan NU hanya bisa memperingatkan para pengikut mereka agar
aqidah mereka tak dirusak JAI yang loyal pada penjajah Belanda.setelah
Indonesia merdeka,era orde baru,Ahmadiyah tetap eksis walau kalangan islam
berkali kali meminta dibubarkan.salah satu penyebabnya karena disebut sebut JAI
berlindung di bawah Golkar.
Pengaruh
JAI baru melemah setelah terjadi revormasi dan hemegoni Golkar meredup.pada
2005,Halaqah PBNU merekomendasikan kepada pemerintah agar ahmadiyah
dibubarkan.desakan pembubaran ahmadiyah menguat dan potensi bentrokan di
tingkat horizontal membesar.pada 2008,Badan kordinasi Penganut Agama dan
Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) melakukan rapat bersama membahas nasib
Ahmadiyah dan JAI.
Pada
9 Juni 2008,dibuatlah Surat Keputusan Bersama ( SKB ) intinya,memerintahkan
pengurus JAI sepanjang menganut agama islam berhenti menyebarkan ajaran bahwa
nabi Muhammad SAW bukan nabi terakhir.namun SKB tinggal SKB.Ahmadiyah atau JAI
melakukan perlawanan dengan cara baru.sebelumnya menggunakan pihak berkuasa
seperti colonial dan Golkar,maka belakangan menggunakan individu yang menyebut
dirinya aktivis HAM.dengan tameng kebebasan beragama.pemerintahpun ragu
melakukan penegakan hukum sehingga keresahan pun kembali mencuat dan konflik
horizontalpun akhirnya meledak dimana mana.
Sumber
:FORUM keadilan:No.42,20 Februari 2011 halaman 20
TANGGAPAN :
Dari surat
kesepakatan bersama (SKB) tiga menteri perlu direvisi,nanti ada evaluasi secara
mendalam dari pelaksanaan Surat Kesepakatan Bersama Tiga Menteri (SKB 3)tentang
Ahmadiyah,dan tentunya diharapkan ada solusi yang bersifat permanen supaya
tidak ribut terus.
Saya kira SKB itu
bagus.yang tidak bagus itu adalah aplikasinya.sebenarnya sudah bisa dilakukan
prevensi secara konstitusional.bagaimanapun,tindak kekerasan itu tetap tidak
boleh.tindak kekerasan itu tidak ada pasalnya untuk dibenarkan.
Masalah Ahmadiyah
itu sebenarnya bukan masalah kebebasan beragama.melainkan penodaan terhadap
salah satu agama(islam). Kecuali Ahmadiyah mengaku sebagai agama
sendiri.kerukunan itu antar umat beragama,tetapi yang terjadi pada Ahmadiyah
adalah pembelokan sektoral dari salah satu agama.
ARTIKEL
2
Ada yang menyebutkan
karena memang adanya kemarahan umat akibat penistaan
agama. akan tetapi juga ada yang menyebutkan adanya kesengajaan untuk
mendiskreditkan tokoh agama yang pernah menyatakan pemerintah berbohong,
sehingga tokoh agama sebaiknya tidak mengurusi politik, akan tetapi mengurusi
umat. Sedangkan spekulasi lainnya adalah adanya pihak-pihak yang mendompleng
untuk mempercepat kejatuhan pemerintah dengan munculnya peristiwa tersebut.
Direktur
Sekolah pascasarjana Islam Negeri Jakarta, Azyumardi Azra, di Jakarta,
menyatakan motif untuk mendiskreditkan para tokoh agama yang pernah
mengeluarkan pernyataan kritisnya terkait kinerja pemerintah maupun motif dari
pihak-pihak tertentu yang ingin menjatuhkan pemerintah dengan rangkaian insiden
Cikeusik dan amuk massa di Temanggung, dinilai akan sia-sia dan tidak akan
pernah berhasil.
Jika ada motif
seperti itu justru dinilai sangat membahayakan dan menghancurkan kesatuan dan
persatuan bangsa. Oleh sebab itu, Azyumardi, saat dihubungi di Jakarta, Rabu
(9/2/2011), berharap Kepolisian Negara RI untuk segera mengungkapkan secara
tuntas motif dan latar belakang rangkaian peristiwa tersebut.
“Kalau dilihat
dari peristiwa dan informasi sebelumnya yang diketahui oleh aparat, seharusnya
rangkaian peristiwa itu tidak perlu terjadi di Cikeusik, Pandenglang, Banten,
dan Temanggung, Jawa Tengah. Oleh sebab itu, harus dicari tahu sungguh-sungguh
apa sebenarnya yang terjadi,” ungkap Azyumardi.
Menurut
Azyumardi, masyarakat selama ini sudah cukup dewasa dan mengetahui serta
merasakan apa yang menjadi persoalan sehari-hari di bidang sosial dan ekonomi.
“Kedua motif tersebut jika dikedepankan justru akan mempercepat eskalasi
politik mengingat persoalan sosial ekonomi yang saat ini membebani masyarakat,”
lanjut Azyumardi.
Azyumardi
menambahkan, jika ternyata dua motif itu benar, Indonesia semakin dekat dengan
apa yang disebut kegagalan pemerintah mengelola negara.
TANGGAPAN :
Dengan segala hak umat Islam membela
akidah dan kemurnian ajaran agamanya,
adalah tidak dibenarkan untuk melakukan kekerasan-kekerasan.
Perilaku kekerasan dan perusakan merupakan perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam dan tauladan Rasulullah SAW. Sebaliknya, justru akan menampakkan Islam pada posisi yang semakin tidak menguntungkan.
Indonesia adalah Negara yang plural dari segi suku,agama,daerah.d dalam masyarakat plural yang namanya konflik horizontal itu suatu yang lumrah.walaupun cita cita kita konflik itu semakin lama semakin sedikit.tapi untuk sama sekali hilang,tidak mungkin,karena misalnya,kalau ada yang minoritas itu ada satu orang saja yang nakal menyebarkan efek atas kehendak sendiri,lalu bisa menyebabkan mayoritas marah dan seluruh minoritas,terkena getahnya sendiri.jadi,sesuatu yang individual bisa memicu sesuatu yang sangat menyeluruh.
adalah tidak dibenarkan untuk melakukan kekerasan-kekerasan.
Perilaku kekerasan dan perusakan merupakan perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam dan tauladan Rasulullah SAW. Sebaliknya, justru akan menampakkan Islam pada posisi yang semakin tidak menguntungkan.
Indonesia adalah Negara yang plural dari segi suku,agama,daerah.d dalam masyarakat plural yang namanya konflik horizontal itu suatu yang lumrah.walaupun cita cita kita konflik itu semakin lama semakin sedikit.tapi untuk sama sekali hilang,tidak mungkin,karena misalnya,kalau ada yang minoritas itu ada satu orang saja yang nakal menyebarkan efek atas kehendak sendiri,lalu bisa menyebabkan mayoritas marah dan seluruh minoritas,terkena getahnya sendiri.jadi,sesuatu yang individual bisa memicu sesuatu yang sangat menyeluruh.
Menurut saya,pertengkaran tidak bisa
dinihilkan.katakanlah pimpinan agama agama itu rukun,itu bagus.tapi yang
namanya orang nakal itu pasti selalu ada.bukan hanya kalangan mayoritas,kalangan
minoritaspun bisa tiba tiba melakukannya.dan itu bisa menjadi pemicu kemarahan.
·
Apa yang dibutuhkan sehingga pertengkaran tidak selalu
berujung pada kekerasan?
Memang
untuk mendidik agar manusia Indonesia ini tidak agresif dibutuhkan kekuatan
dari masyarakatnya sendiri.misalnya pemimpin agama di dalam khotbahnya harus
mengajarkan kepada ummatnya supaya orang beragama tersebut jangan memakai
kekerasan sebagai solusinya .
·
Dampak dari peristiwa di Cikeusik dan Temanggung
Islam
bisa saja disudutkan yang seperti ini dan itu,padahal kenyataannya tidak semua
umat Islam seperti yang dituduhkan.dampak lain,yaitu rasa malu.saya yakin
sebagian besar orang Islam di Indonesia khususnya,ini sudah malu jika melakukan
kekerasan.
KESIMPULAN
Memang untuk mendidik agar manusia Indonesia ini tidak
agresif dibutuhkan kekuatan dari masyarakatnya sendiri.misalnya pemimpin agama
di dalam khotbahnya harus mengajarkan kepada ummatnya supaya orang beragama
tersebut jangan memakai kekerasan sebagai solusinya .
Apalagi kalau mengingat apa yang telah disampaikan oleh
mendiang Gusdur,bahwa urusan beragama adalah urusan individu dengan Tuhannya.
Solusi dari konflik antar umat beragama yang tepat yaitu
cara yang lebih efektif dengan kesadaran masyarakat,dan siapa pemimpin yang
dipercaya.kemudian lintas agama segera berkumpul membuat assembly
nasional.sedangkan pemerintah hendaknya lebih intensif menggunakan Negara untuk
melakukan proteksi.kekerasan itu pasti salah.kerawanan yang menimbulkan
kekerasan juga harus ditutup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar