Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
1
Pengertian Menurut Para Ahli
Pengertian Menurut Para Ahli
Ada
banyak definisi tentang sosialisasi. Macionis (1997 : 123 ) misalnya menyebut
sosialisasi sebagai pengalaman sosial sepanjang hidup yang memungkinkan
seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya dan mempelajari pola-pola
kebudayaan.
Horton
dan Hunt ( 1987 : 89 ) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana
seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup, sehingga
berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
Giddens
( 1994 : 60 ) melukiskan proses sosialisasi sebagai sebuah proses yang terjadi
ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap
sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang
berpengetahuan, dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia
tinggal.
Ritcher
Jr ( 1987 : 139 ) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang
memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat
berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu
kedudukan atau peranan tertentu dimasyarakat.
Stewart
( 1985 : 93 ) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh
keprcayaan, sikap, nilai dan kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses
sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas, karena sifat-sifat kelompok
tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
Broom
dan Selznic ( 1961 : 79 ) menyatakan bahwa sosialisasi afdalahproses membangun
atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. dari adalah pemenuhan potensi petumbuhan dan
perkembangan pribadinya. Sosialisasi memanusiakan manusia dan mengembangkannya
agar menjadi pribadi yang mempunyai kesadaran identtitas, mampu mengatur dan
mendisiplinkan perilakunya, serta memiliki cita-cita, nilai-nilai dan ambisi.
Dari
berbagai pendapat diatas, dapat ditarik beberapa pengertian pokok tentang
sosialisasi sebagai berikut.
a. Sosialisasi
adalah proses yang berlangsung sepanjamh hidup manusia.
b. Dalam
sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi
kemanusiannya, dengan masyarakat beserta kebudayaannya.
c. Melalui
proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan,kepercayaan,nilai
nilai,norma,sikap,dan keterampilan-keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya.
d. Hasil
sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi
yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang
melalui proses sosialisasi.
2.
Proses sosialisasi
Sosialisasi
adalah proses yang memungkinkan seeorang belajar tentang sikap-sikap
nilai-nilai, dan tindakan-tindakan yang dianggap tepat oleh satu masyarakat
atau satu kebudayaan tertentu. Seseorang perlu belajar tentang sikap, nilai,
dan tindakan ini agar ia dapat bertahan hidup dalam masyarakat tersebut. Proses
sosialisasi memungkinkan orang berperilaku sesuai perilaku dan norma yang
berlaku bagi masyarakat, sehingga terhindar dari perilaku asosial. Perilaku
sosial adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat.
Sosialisasi
terjadi melalui interaksi antar manusia. Manusia mempelajari sesuatu dari orang
orang yang paling penting dalam kehidupannya, seperti anggota keluarga
dekat,teman baik, dan guru. Namun demikan manusia juga belajar dari orang orang
yang mereka temui dijalan, ditelevisi, dalam film, dalam majalah, atau melalui
internet.
2.1.Hal-hal
yang disosialisasikan
Hal-hal yang disosialisasikan dalam
proses sosialisasi adalah pengetahuan,nilai,dan norma, serta keterampilan
hidup. Pengetahuan tentang dan dalam kebudayaan masyarakat disosialisasikan
melalui proses pendidikan dan pengajaran, baik secara formal, maupun informal.
Pada akhirnya,nilai dan norma sosial itu diinternalisasikan oleh orang yang
terlibat dalam proses sosialisasi itu. Proses internalisasi adalah proses
mempelajari atau menerima nilai dan norma sosial sepenuhnya sehingga menjadi
bagian dari sistem nilai dan norma yang ada pada dirinya. Jika sudah
terinternalisasi sepenuhnya kedalam diri seseorang maka nilai dan norma
tersebut akan mengendalikan perilaku seseorang. secara psikologis, orang itu
akan merasa sulit melanggar nilai dan norma yang berlaku. Ketrampilan dalam
suatu kebudayaan disosialisasikan melalui proses pengajaran dan pelatihan baik
secara formal maupun informal.
2.2.Jenis
jenis sosialisasi
Dalam sosiologi proses sosialisasi
biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a) Sosialisasi
primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani seseorang semasa kanak-kanak,
dan yang berfungsi mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota
masyarakat. Sosialisasi primer terjadi di dalam keluarga, kelompok teman
sepermainan, dan sekolah.
b) Sosialisasi
sekunder adalah sosialisasi lanjutan seseorang menjalani sosialisasi di
sektor-sektor kehidupan nyata dimasyarakat, seperti ditempat kerja, akademi
militer, dan sebagainya.
Dari segi caranya, sosialisasi yang
berlangsung dalam keluarga dibedakan pula menjadi:
·
Sosialisasi represif :
proses sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan hukuman,komunikasi satu
arah, dan kepatuhan penuh anak anak pada orang tua, dan peran dominan orang tua
dalam proses tersebut.
·
Sosialisasi
partisipatif : sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi,
komunikasi timbal balik, penghargaan terhadap otonomi anak, dan sharing
tanggung jawab dalam proses tersebut.
3.
Tujuan sosialisasi
Melalui
sosialisasi, masyarakat mengajarkan anak anak tentang apa yang harus diketahui
jika ia hendak menyatu dengan masyarakat, dan apa yang harus dipelajari jika ia
hendak mengembangkan potensinya. Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
3.1.Menumbuhkan
disiplin dasar
Ada banyak disiplin yang harus
ditanamkan kepada warga masyarakat mulai dari bagaimana menggunakan toilet
hingga bagaimana melakukan penelitian dengan metodologi ilmiah. Perilaku tidak
disiplin muncul dari dorongan untuk mengikuti kehendak sendiri. Tindakan itu
mengabaikan akibat yang ditimbulkan dan kepuasan jangka panjang disiplin. membatasi
pemenuhan kepuasan sesaat dengan jalan menunda atau mengubah pemenuhan
keinginan seseorang demi persetujuan sosial atau demi tujuan dimasa depan.
3.2.Menanamkan
aspirasi atau cita-cita
Masyarakat tidak mentransfer atau
memindahkan nilai nilai budaya umum yang menentukan cara hidup warga
masyarakat, melainkan juga memindahkan cita cita hidup tertentu. Masyarakat
ekonominya dibangun dengan teknologi maju harus mampu memotifasi sebagian
anggotanya agar bercita cita menjadi ilmuwan dan pakar teknologi. Organisasi
keagamaan harus mampu mendorong umat agar ada yang bercita cita menjadi
ustad,pastur,atau pendeta. Proses sosialisasi harus mampu menanamkan beragam
cita cita sebagai sesuatu yang ideal dan harus dicapai oleh seseorang.
3.3.Mengajarkan
Peran-peran sosial dan Sikap-sikap Penunjangnya
Melalui proses sosialisasi, setiap orang
belajar bagaimana mengkoordinasikan perilakunya dengan perilaku orang lain, dan
bagaimana menyesuaikan diri pada lingkungan tertentu sesuai peranan yang
disandangnya. Setiap warga masyarakat mampu memperhitungkan kehadiran orang
lain dalam hubungan-hubungan sosial mereka. Lebih dari itu, setiap orang juga
diharapkan menjalankan peranan tertentu dalam kehidupan masyarakat.
3.4.Menagajarkan
Keterampilan Sebagai Persiapan Dasar untuk Berpartisipasi dalam Kehidupan Orang
Dewasa
Banyak keterampilan yang berwatak
sosial,seperti menulis surat, hidup bertetangga, menggunakan telepon, dan
memesan makanan direstoran. Keterampilan sosial dapat menjadi pra-kondisi yang
penting bagi partisipasi efektif dibidang politik atau organisasi lainnya.
4.
Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Sosialisasi
Kegagalan
sosialisasi pada diri seseorang menunjukkan bahwa ada sejumlah faktor yang
memepengaruhi keberhasilan sosialisasi. Faktor-faktor itu antara lain sebagai
berikut.
4.1.Kesiapan
atau Kematangan Pribadi Seseorang
Sebagaimana lazimnya dalam proses
pendidikan, proses sosialisasi juga mensyaratkan adanya kematangan atau
kesiapan anak dalam menjalani proses tersebut. Yang termasuk dalam kesiapan
adalah potensi manusia untuk belajar dan kemampuan berbahasa.
4.2.Lingkungan
atau Sarana sosialisasi
Potensi manusia tidak berkembang secara
otomatis, melainkan memerlukan lingkungan sosial yang tepat. Stewart (1987:98)
menyatakan bahwa berkembang atau tidaknya potensi kemanusiaan seseorang
tergantung pada tiga faktor yang saling terkait, yaitu :
·
Interaksi dengan sesama
Interaksi dengan sesama manusia
diperlukan untuk pertumbuhan kecerdasan, pertumbuhan sosial dan emosional,
memepelajari pola-pola kebudayaan dan berpartisipasi dalam mayarakat. Melalui
interaksi dengan orang lain, orang belajar tentang pola-pola perilaku yang
tepat. Melalui interaksi. Orang juga belajar tentang hak, kewajiban dan
tanggung jawab dalam hidup bermasyarakat serta tindakan mana yang disetujui dan
mana yang dilarang. Pendek kata, interaksi dengan sesama manusia sangat
penting, karena bakat yang begitu besar pun akan sia-sia jika tidak diasah
melalui interaksi dengan orang lain.
·
Bahasa
Bahasa diperlukan untuk mempelajari
simbol-simbol kebudayaan, merumuskan dan memahami kenyataan, memahami
gagasan-gagasan yang kompleks, dan menyatakan pandangan-pandangan maupun
nilai-nilai seseorang.
·
Cinta atau kasih sayang
Cinta atau kasih sayang diperlukan untuk
kesehatan mental dan fisik seseorang. juga sebagai saran bekerja sama dengan
orang lain, perkembangan seksual yang normal serta penyaluran kasih sayang
orang tua kepada anaknya.
Lingkungan sosial dimana seseorang hidup
dan berkembang serta serta menjalani proses sosialisasi, amat berpengaruh pada
hasil sosialisasi. Ketidak lengkapan orang tua misalnya bercerai atau meninggal
salah satunya dapat berpengaruh negatif pada perkembangan anak.
Lingkungan sosial yang buruk atau
kebudayaan masyarakat tertentu juga sangat memepengaruhi kepribadian anak yang
tumbuh dalam lingkungan itu. Warga suku Ik di Uganda, yang hidup dalam situasi
yang amat miskin, telah berkembang menjadi manusia paling pelit dan rakus
sedunia, sama-sekali tidak memiliki sifat kasih sayang dan semangat
tolong-menolong. Untuk bertahan hidup, mereka bahkan tega merebut makanan yang
sudah ada dimulut anaknya sendiri.
4.3.Cara
Sosialisasi
Cara sosialisasi yang dialami oleh
seseorang juga mempengaruhi hasil sosialisasi itu sendiri. Pribadi yang tumbuh
dalam suasana otoriter dan selalu mengalami represi akan menjadi pemberontak,
atau rendah diri, tidak menghargai norma, dan sejenisnya. Sebaliknya seseorang
yang mengalami sosialisasi partisipatif akan tumbuh menjadi pribadi yang
percaya diri, demokratis, dan menghargai orang lain.
5.
Agen-agen Sosialisasi
Setiap
orang menjalani proses sosialisasi sepanjang hayatnya. Ketika kanak-kanak, ia
menjalani sosialisasi didalam keluarga, kemudian disekolah dan dikelompok
sebayanya. Ketika sudah bekerja dia menjalani proses sosialisasi ditempat
kerja. Ketika dewasa dan berkeluarga ia pun mengalami proses sosialisasi
menjadi istri atau suami, menjadi orang tua, menjadi mertua, menjadi kakek atau
nenek, dan seterusnya. Selama masa hidup, orang juga mengalami sosialisasi dari
media massa dan negara, keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, media massa,
tempat kerja, dan negara adalah agen-agen yang menjadi sarana proses
sosialisasi.
5.1.Keluarga
Keluarga adalah lembaga yang paling
terkait erat dengan proses sosialisasi seseorang. fungsi utama keluarga adalah
menjaga dan memelihara anak-anak. Kita mengalami sosialisasi pertama kali dalam
kehidupan sebagai bayi dan anak-anak dalam keluarga.
a. Menjaga
dan memelihara anak
Salah satu fungsi keluarga adalah
sebagai alat untuk mengahdirkan anak-anak kedunia ini. Fungsi ini tidak
berhenti sampai disitu saja, orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga dan
memelihara anak-anaknya, antara lain melalui pemberian rasa aman, pendidikan,
makanan, dan fasilitas yang memadai bagi anak-anaknya.
b. Tempat
awal persemaian nilai dan norma
Keluarga secara tradisional memainkan
beberapa fungsi bagi anak-anak. Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi
nilai dan norma keluarga dan masyarakat. Melalui orang-orang dewasa .
c. Tempat
persemaian cinta atau kasih sayang
Selain itu keluarga juga harus berfungsi
memenuhi kebutuhan-kebutuhan kasih sayang, kekeluargaan, dan ketulusan yang
amat penting bagi pertumbuhan rasa cinta sesama bagi setiap anak. Keluarga juga
menjadi penentu status soial seorang anak. Anak-anak menyerap serangkaian
nilai, kepentingan, keluarga dengan status tertentu keluarganya.
d. Tempat
perlindungan bagi anggota keluarga
Keluarga juga berfungsi memberikan
perlindungan baiksecara fisik, ekonomi, maupun psikologis yang amat diperlukan
bagi tumbuhnya rasa aman, percaya diri dan sikap positif terhadap orang lain
dalam jiwa setiap anak.
Dengan menjalankan berbagai fungsi
seperti itu, jelas keluarga merupakan agen sosialisasi terpenting bagi setiap
anak. Perkembangan rasa ketertarikan sosial dan saling ketergantungan dari
seseorang sangat tergantung pada bagaimana mereka diperlakukan oleh lingkingan
sekitarnya.
5.2.Sekolah
Seperti halnya keluarga, sekolah
memperoleh mandar tegas untumensosialisasikan nilai dan norma kebudayaan bangsa
dan negaranya. Oleh karena itulah sekolah berlangsung proses pendidikan dan
pengajaran.
a. Fungsi
utama pendidikan
Fungsi utama pendidikan disekolah adalah
menyiapkan anaka-anak untuk menyongsong kehidupannya kelak dan membantu
perkembangan potensi anak sebagai pribadi yang utuh dan makhluk sosial yang
bermanfaat bagi kehidupan sosial.
b. Proses
yang terjadi dalam pendidikan
Disamping itu, melalui pendidikan juga
terjadi proses :
·
Memelihara kebudayaan
dengan mewariskannya kepada generasi muda
·
Mengembangkan kemampuan
partisipasi siswa dalam kehidupan demokrasi dengan mengajarkan
keterampilan-keterampilanberkomunikasi dan pengembangan kemampuan berpikir
rasional dan mandiri
·
Memperkaya kehidupan
dengan memperluas wawasan pengetahuan dan seni siswa
·
Meningkatkan
penyesuaian diri siswa dengan bimbingan pribadi dan berbagai pelajaran seperti
psikologi terapan, pendidikan seks, efek penyalahgunaan obat,
·
Meningkatkan kesehatan
siswa dengan latihan-latihan fisik dan pelajaran tentang kesehatan
·
Membentuk warga negara
yang patriotik dengan pelajaran tentang kejayaan negara, peningkatan persatuan
kesatuan bangsa, dan lain sebagainya.
Melalui proses pendidikan, anak-anak
diperkenalkan pada nilai dan norma atau budaya masyarakat, bangsa dan
negaranya, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati dan mengamalkannya
dalam kehidupan sehari-hari.
semua itu amat bermanfaat bagi pengembangan kepribadian anak sebagai individu dan sekaligus sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah sesungguhnya juga menyediakan sarana bagi terbentuknya kelompok teman sebaya ( peer group .
semua itu amat bermanfaat bagi pengembangan kepribadian anak sebagai individu dan sekaligus sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah sesungguhnya juga menyediakan sarana bagi terbentuknya kelompok teman sebaya ( peer group .
5.3.Peer
group / kelompok teman sebaya
Peer group adalah kelompok pertemanan
dengan teman sebaya. Menurut piaget ( Giddens 1944:77 ), hubungan diantara
teman sebaya lebih demokratis dibanding hubungan antara anak dan orang tua.
Hubungan antar teman sebaya lebih diwarnai oleh semangat kerja sama dan saling
memberi dan menerima diantara anggota kelompok. Menurut Piaget, dalam keluarga,
orang tua dapat memaksakan berlakunya aturan keluarga. Dalam kelompok teman
sebaya, aturan perilaku dicari dan diuji kemanfaatannya secara bersama-sama.
Ketika anak tumbuh semakin dewasa, peran keluarga dalam perkembangan sosial
semakin berkurang dan digantikan oleh kelompok teman sebaya.
a. Fungsi
peer groups
Kelompok teman sebaya di kalangan
remaja, kelompok teman sekelas, kelolmpok minat khusus, klik pertemanan, geng
anak muda, dapat membantu remaja mencapai kemandirian darai orang tua atau
pemegang otoritas lainnya. Dirumah, orang tua cenderung mendominasi, sementara
disekolah, para remaja harus tunduk kepada guru dan kepala sekolah. Dalam
kelompok teman sebaya, setiap remaja dapat menyatakan dirinya sendiri secara
bebas. Kelompok teman sebaya membantu remaja menjalani transisis ke arah yang
lebih dewasa.
b. Pengaruh
positif dan negatif peer groups
Kelompok teman sebaya dapat memberi
pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif dari keompok teman sebaya anatar
lain mendorong remaja
Sumber : Buku sosiologi SMA/MA untuk Kelas XII (jilid 3) oleh Saptono, Bambang Suteng Sulasmono. Penerbit : Erlangga
Sumber : Buku sosiologi SMA/MA untuk Kelas XII (jilid 3) oleh Saptono, Bambang Suteng Sulasmono. Penerbit : Erlangga
Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
BalasHapussedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau