Minggu, 25 November 2012

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian

Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadian
1
    Pengertian Menurut Para Ahli
Ada banyak definisi tentang sosialisasi. Macionis (1997 : 123 ) misalnya menyebut sosialisasi sebagai pengalaman sosial sepanjang hidup yang memungkinkan seseorang mengembangkan potensi kemanusiaannya dan mempelajari pola-pola kebudayaan.
Horton dan Hunt ( 1987 : 89 ) mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana seseorang menginternalisasikan norma-norma kelompok tempat ia hidup, sehingga berkembang menjadi satu pribadi yang unik.
Giddens ( 1994 : 60 ) melukiskan proses sosialisasi sebagai sebuah proses yang terjadi ketika seorang bayi yang lemah berkembang secara aktif melalui tahap demi tahap sampai akhirnya menjadi pribadi yang sadar akan dirinya sendiri, pribadi yang berpengetahuan, dan terampil akan cara hidup dalam kebudayaan tempat ia tinggal.
Ritcher Jr ( 1987 : 139 ) berpendapat bahwa sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu dimasyarakat.
Stewart ( 1985 : 93 ) menyatakan bahwa sosialisasi adalah proses orang memperoleh keprcayaan, sikap, nilai dan kebiasaan dalam kebudayaannya. Melalui proses sosialisasi akan tumbuh satu pribadi yang khas, karena sifat-sifat kelompok tidak pernah diserap secara sama oleh masing-masing anggota kelompok.
Broom dan Selznic ( 1961 : 79 ) menyatakan bahwa sosialisasi afdalahproses membangun atau menanamkan nilai-nilai kelompok pada diri seseorang. dari  adalah pemenuhan potensi petumbuhan dan perkembangan pribadinya. Sosialisasi memanusiakan manusia dan mengembangkannya agar menjadi pribadi yang mempunyai kesadaran identtitas, mampu mengatur dan mendisiplinkan perilakunya, serta memiliki cita-cita, nilai-nilai dan ambisi.
Dari berbagai pendapat diatas, dapat ditarik beberapa pengertian pokok tentang sosialisasi sebagai berikut.
a.       Sosialisasi adalah proses yang berlangsung sepanjamh hidup manusia.
b.      Dalam sosialisasi terjadi saling pengaruh antara individu beserta segala potensi kemanusiannya, dengan masyarakat beserta kebudayaannya.
c.       Melalui proses sosialisasi, individu menyerap pengetahuan,kepercayaan,nilai nilai,norma,sikap,dan keterampilan-keterampilan dari kebudayaan masyarakatnya.
d.      Hasil sosialisasi adalah berkembangnya kepribadian seseorang menjadi satu pribadi yang unik, sedangkan kebudayaan masyarakat juga terpelihara dan berkembang melalui proses sosialisasi.

2.      Proses sosialisasi
Sosialisasi adalah proses yang memungkinkan seeorang belajar tentang sikap-sikap nilai-nilai, dan tindakan-tindakan yang dianggap tepat oleh satu masyarakat atau satu kebudayaan tertentu. Seseorang perlu belajar tentang sikap, nilai, dan tindakan ini agar ia dapat bertahan hidup dalam masyarakat tersebut. Proses sosialisasi memungkinkan orang berperilaku sesuai perilaku dan norma yang berlaku bagi masyarakat, sehingga terhindar dari perilaku asosial. Perilaku sosial adalah perilaku yang bertentangan dengan nilai dan norma masyarakat.
Sosialisasi terjadi melalui interaksi antar manusia. Manusia mempelajari sesuatu dari orang orang yang paling penting dalam kehidupannya, seperti anggota keluarga dekat,teman baik, dan guru. Namun demikan manusia juga belajar dari orang orang yang mereka temui dijalan, ditelevisi, dalam film, dalam majalah, atau melalui internet.
2.1.Hal-hal yang disosialisasikan
Hal-hal yang disosialisasikan dalam proses sosialisasi adalah pengetahuan,nilai,dan norma, serta keterampilan hidup. Pengetahuan tentang dan dalam kebudayaan masyarakat disosialisasikan melalui proses pendidikan dan pengajaran, baik secara formal, maupun informal. Pada akhirnya,nilai dan norma sosial itu diinternalisasikan oleh orang yang terlibat dalam proses sosialisasi itu. Proses internalisasi adalah proses mempelajari atau menerima nilai dan norma sosial sepenuhnya sehingga menjadi bagian dari sistem nilai dan norma yang ada pada dirinya. Jika sudah terinternalisasi sepenuhnya kedalam diri seseorang maka nilai dan norma tersebut akan mengendalikan perilaku seseorang. secara psikologis, orang itu akan merasa sulit melanggar nilai dan norma yang berlaku. Ketrampilan dalam suatu kebudayaan disosialisasikan melalui proses pengajaran dan pelatihan baik secara formal maupun informal.
2.2.Jenis jenis sosialisasi
Dalam sosiologi proses sosialisasi biasanya dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a)      Sosialisasi primer adalah sosialisasi pertama yang dijalani seseorang semasa kanak-kanak, dan yang berfungsi mengantar mereka memasuki kehidupan sebagai anggota masyarakat. Sosialisasi primer terjadi di dalam keluarga, kelompok teman sepermainan, dan sekolah.
b)      Sosialisasi sekunder adalah sosialisasi lanjutan seseorang menjalani sosialisasi di sektor-sektor kehidupan nyata dimasyarakat, seperti ditempat kerja, akademi militer, dan sebagainya.
Dari segi caranya, sosialisasi yang berlangsung dalam keluarga dibedakan pula menjadi:
·         Sosialisasi represif : proses sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan hukuman,komunikasi satu arah, dan kepatuhan penuh anak anak pada orang tua, dan peran dominan orang tua dalam proses tersebut.
·         Sosialisasi partisipatif : sosialisasi yang lebih mengutamakan penggunaan motivasi, komunikasi timbal balik, penghargaan terhadap otonomi anak, dan sharing tanggung jawab dalam proses tersebut.

3.      Tujuan sosialisasi
Melalui sosialisasi, masyarakat mengajarkan anak anak tentang apa yang harus diketahui jika ia hendak menyatu dengan masyarakat, dan apa yang harus dipelajari jika ia hendak mengembangkan potensinya. Sosialisasi mempunyai tujuan sebagai berikut :
3.1.Menumbuhkan disiplin dasar
Ada banyak disiplin yang harus ditanamkan kepada warga masyarakat mulai dari bagaimana menggunakan toilet hingga bagaimana melakukan penelitian dengan metodologi ilmiah. Perilaku tidak disiplin muncul dari dorongan untuk mengikuti kehendak sendiri. Tindakan itu mengabaikan akibat yang ditimbulkan dan kepuasan jangka panjang disiplin. membatasi pemenuhan kepuasan sesaat dengan jalan menunda atau mengubah pemenuhan keinginan seseorang demi persetujuan sosial atau demi tujuan dimasa depan.
3.2.Menanamkan aspirasi atau cita-cita
Masyarakat tidak mentransfer atau memindahkan nilai nilai budaya umum yang menentukan cara hidup warga masyarakat, melainkan juga memindahkan cita cita hidup tertentu. Masyarakat ekonominya dibangun dengan teknologi maju harus mampu memotifasi sebagian anggotanya agar bercita cita menjadi ilmuwan dan pakar teknologi. Organisasi keagamaan harus mampu mendorong umat agar ada yang bercita cita menjadi ustad,pastur,atau pendeta. Proses sosialisasi harus mampu menanamkan beragam cita cita sebagai sesuatu yang ideal dan harus dicapai oleh seseorang.
3.3.Mengajarkan Peran-peran sosial dan Sikap-sikap Penunjangnya
Melalui proses sosialisasi, setiap orang belajar bagaimana mengkoordinasikan perilakunya dengan perilaku orang lain, dan bagaimana menyesuaikan diri pada lingkungan tertentu sesuai peranan yang disandangnya. Setiap warga masyarakat mampu memperhitungkan kehadiran orang lain dalam hubungan-hubungan sosial mereka. Lebih dari itu, setiap orang juga diharapkan menjalankan peranan tertentu dalam kehidupan masyarakat.
3.4.Menagajarkan Keterampilan Sebagai Persiapan Dasar untuk Berpartisipasi dalam Kehidupan Orang Dewasa
Banyak keterampilan yang berwatak sosial,seperti menulis surat, hidup bertetangga, menggunakan telepon, dan memesan makanan direstoran. Keterampilan sosial dapat menjadi pra-kondisi yang penting bagi partisipasi efektif dibidang politik atau organisasi lainnya.
4.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Sosialisasi
Kegagalan sosialisasi pada diri seseorang menunjukkan bahwa ada sejumlah faktor yang memepengaruhi keberhasilan sosialisasi. Faktor-faktor itu antara lain sebagai berikut.
4.1.Kesiapan atau Kematangan Pribadi Seseorang
Sebagaimana lazimnya dalam proses pendidikan, proses sosialisasi juga mensyaratkan adanya kematangan atau kesiapan anak dalam menjalani proses tersebut. Yang termasuk dalam kesiapan adalah potensi manusia untuk belajar dan kemampuan berbahasa.
4.2.Lingkungan atau Sarana sosialisasi
Potensi manusia tidak berkembang secara otomatis, melainkan memerlukan lingkungan sosial yang tepat. Stewart (1987:98) menyatakan bahwa berkembang atau tidaknya potensi kemanusiaan seseorang tergantung pada tiga faktor yang saling terkait, yaitu :
·         Interaksi dengan sesama
Interaksi dengan sesama manusia diperlukan untuk pertumbuhan kecerdasan, pertumbuhan sosial dan emosional, memepelajari pola-pola kebudayaan dan berpartisipasi dalam mayarakat. Melalui interaksi dengan orang lain, orang belajar tentang pola-pola perilaku yang tepat. Melalui interaksi. Orang juga belajar tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab dalam hidup bermasyarakat serta tindakan mana yang disetujui dan mana yang dilarang. Pendek kata, interaksi dengan sesama manusia sangat penting, karena bakat yang begitu besar pun akan sia-sia jika tidak diasah melalui interaksi dengan orang lain.
·         Bahasa
Bahasa diperlukan untuk mempelajari simbol-simbol kebudayaan, merumuskan dan memahami kenyataan, memahami gagasan-gagasan yang kompleks, dan menyatakan pandangan-pandangan maupun nilai-nilai seseorang.
·         Cinta atau kasih sayang
Cinta atau kasih sayang diperlukan untuk kesehatan mental dan fisik seseorang. juga sebagai saran bekerja sama dengan orang lain, perkembangan seksual yang normal serta penyaluran kasih sayang orang tua kepada anaknya.
Lingkungan sosial dimana seseorang hidup dan berkembang serta serta menjalani proses sosialisasi, amat berpengaruh pada hasil sosialisasi. Ketidak lengkapan orang tua misalnya bercerai atau meninggal salah satunya dapat berpengaruh negatif pada perkembangan anak.
Lingkungan sosial yang buruk atau kebudayaan masyarakat tertentu juga sangat memepengaruhi kepribadian anak yang tumbuh dalam lingkungan itu. Warga suku Ik di Uganda, yang hidup dalam situasi yang amat miskin, telah berkembang menjadi manusia paling pelit dan rakus sedunia, sama-sekali tidak memiliki sifat kasih sayang dan semangat tolong-menolong. Untuk bertahan hidup, mereka bahkan tega merebut makanan yang sudah ada dimulut anaknya sendiri.
4.3.Cara Sosialisasi
Cara sosialisasi yang dialami oleh seseorang juga mempengaruhi hasil sosialisasi itu sendiri. Pribadi yang tumbuh dalam suasana otoriter dan selalu mengalami represi akan menjadi pemberontak, atau rendah diri, tidak menghargai norma, dan sejenisnya. Sebaliknya seseorang yang mengalami sosialisasi partisipatif akan tumbuh menjadi pribadi yang percaya diri, demokratis, dan menghargai orang lain.

5.      Agen-agen Sosialisasi
Setiap orang menjalani proses sosialisasi sepanjang hayatnya. Ketika kanak-kanak, ia menjalani sosialisasi didalam keluarga, kemudian disekolah dan dikelompok sebayanya. Ketika sudah bekerja dia menjalani proses sosialisasi ditempat kerja. Ketika dewasa dan berkeluarga ia pun mengalami proses sosialisasi menjadi istri atau suami, menjadi orang tua, menjadi mertua, menjadi kakek atau nenek, dan seterusnya. Selama masa hidup, orang juga mengalami sosialisasi dari media massa dan negara, keluarga, sekolah, kelompok teman sebaya, media massa, tempat kerja, dan negara adalah agen-agen yang menjadi sarana proses sosialisasi.
5.1.Keluarga
Keluarga adalah lembaga yang paling terkait erat dengan proses sosialisasi seseorang. fungsi utama keluarga adalah menjaga dan memelihara anak-anak. Kita mengalami sosialisasi pertama kali dalam kehidupan sebagai bayi dan anak-anak dalam keluarga.
a.       Menjaga dan memelihara anak
Salah satu fungsi keluarga adalah sebagai alat untuk mengahdirkan anak-anak kedunia ini. Fungsi ini tidak berhenti sampai disitu saja, orang tua memiliki kewajiban untuk menjaga dan memelihara anak-anaknya, antara lain melalui pemberian rasa aman, pendidikan, makanan, dan fasilitas yang memadai bagi anak-anaknya.
b.      Tempat awal persemaian nilai dan norma
Keluarga secara tradisional memainkan beberapa fungsi bagi anak-anak. Salah satu fungsi keluarga adalah sosialisasi nilai dan norma keluarga dan masyarakat. Melalui orang-orang dewasa .
c.       Tempat persemaian cinta atau kasih sayang
Selain itu keluarga juga harus berfungsi memenuhi kebutuhan-kebutuhan kasih sayang, kekeluargaan, dan ketulusan yang amat penting bagi pertumbuhan rasa cinta sesama bagi setiap anak. Keluarga juga menjadi penentu status soial seorang anak. Anak-anak menyerap serangkaian nilai, kepentingan, keluarga dengan status tertentu keluarganya.
d.      Tempat perlindungan bagi anggota keluarga
Keluarga juga berfungsi memberikan perlindungan baiksecara fisik, ekonomi, maupun psikologis yang amat diperlukan bagi tumbuhnya rasa aman, percaya diri dan sikap positif terhadap orang lain dalam jiwa setiap anak.
Dengan menjalankan berbagai fungsi seperti itu, jelas keluarga merupakan agen sosialisasi terpenting bagi setiap anak. Perkembangan rasa ketertarikan sosial dan saling ketergantungan dari seseorang sangat tergantung pada bagaimana mereka diperlakukan oleh lingkingan sekitarnya.

5.2.Sekolah
Seperti halnya keluarga, sekolah memperoleh mandar tegas untumensosialisasikan nilai dan norma kebudayaan bangsa dan negaranya. Oleh karena itulah sekolah berlangsung proses pendidikan dan pengajaran.

a.       Fungsi utama pendidikan
Fungsi utama pendidikan disekolah adalah menyiapkan anaka-anak untuk menyongsong kehidupannya kelak dan membantu perkembangan potensi anak sebagai pribadi yang utuh dan makhluk sosial yang bermanfaat bagi kehidupan sosial.
b.      Proses yang terjadi dalam pendidikan
Disamping itu, melalui pendidikan juga terjadi proses :
·         Memelihara kebudayaan dengan mewariskannya kepada generasi muda
·         Mengembangkan kemampuan partisipasi siswa dalam kehidupan demokrasi dengan mengajarkan keterampilan-keterampilanberkomunikasi dan pengembangan kemampuan berpikir rasional dan mandiri
·         Memperkaya kehidupan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan seni siswa
·         Meningkatkan penyesuaian diri siswa dengan bimbingan pribadi dan berbagai pelajaran seperti psikologi terapan, pendidikan seks, efek penyalahgunaan obat,
·         Meningkatkan kesehatan siswa dengan latihan-latihan fisik dan pelajaran tentang kesehatan
·         Membentuk warga negara yang patriotik dengan pelajaran tentang kejayaan negara, peningkatan persatuan kesatuan bangsa, dan lain sebagainya.

Melalui proses pendidikan, anak-anak diperkenalkan pada nilai dan norma atau budaya masyarakat, bangsa dan negaranya, sehingga diharapkan dapat memahami, menghayati dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
semua itu amat bermanfaat bagi pengembangan kepribadian anak sebagai individu dan sekaligus sebagai warga masyarakat, bangsa dan negara. Sekolah sesungguhnya juga menyediakan sarana bagi terbentuknya kelompok teman sebaya ( peer group .



5.3.Peer group / kelompok teman sebaya
Peer group adalah kelompok pertemanan dengan teman sebaya. Menurut piaget ( Giddens 1944:77 ), hubungan diantara teman sebaya lebih demokratis dibanding hubungan antara anak dan orang tua. Hubungan antar teman sebaya lebih diwarnai oleh semangat kerja sama dan saling memberi dan menerima diantara anggota kelompok. Menurut Piaget, dalam keluarga, orang tua dapat memaksakan berlakunya aturan keluarga. Dalam kelompok teman sebaya, aturan perilaku dicari dan diuji kemanfaatannya secara bersama-sama. Ketika anak tumbuh semakin dewasa, peran keluarga dalam perkembangan sosial semakin berkurang dan digantikan oleh kelompok teman sebaya.

a.       Fungsi peer groups
Kelompok teman sebaya di kalangan remaja, kelompok teman sekelas, kelolmpok minat khusus, klik pertemanan, geng anak muda, dapat membantu remaja mencapai kemandirian darai orang tua atau pemegang otoritas lainnya. Dirumah, orang tua cenderung mendominasi, sementara disekolah, para remaja harus tunduk kepada guru dan kepala sekolah. Dalam kelompok teman sebaya, setiap remaja dapat menyatakan dirinya sendiri secara bebas. Kelompok teman sebaya membantu remaja menjalani transisis ke arah yang lebih dewasa.
b.      Pengaruh positif dan negatif peer groups
Kelompok teman sebaya dapat memberi pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif dari keompok teman sebaya anatar lain mendorong remaja

Sumber : Buku sosiologi SMA/MA untuk Kelas XII (jilid 3) oleh Saptono, Bambang Suteng Sulasmono. Penerbit : Erlangga

1 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus