Senin, 07 Januari 2013

BAB VI


BAB VI
SOSIOLOGI dan KEHIDUPAN BERMASYARAKAT

A.    Ilmu dalam kehidupan bermasyarakat
1.      Dua tujuan ilmu pengetahuan
Pada masa lalu, keberadaan ilmu semata mata dimaksudkan untuk makin mengembangkan ilmu. Jadi ilmu untuk ilmu. Ilmu sama sekali tidak terkait dengan upaya memajukan masyarakat. Hal itu karena adanya pandangan bahwa taraf hidup masyarakat sudah ditentukan oleh alam kodrat. Manusia tak mungkin sanggup mengubah alam kodrat. Maka ilmu hanya berupaya memahami manusia dan alam (Melsen, 1985).
Tapi kini pandangan terhadap ilmu telah mengalami perubahan sangat mendasar. Ilmu tidak hanya bertujuan untuk mengembangkan ilmu. Ilmu juga bertujuan untuk mengembangkan mutu kehidupan masyarakatdalam berbagai aspek.
Maka,kini ilmu memiliki dua tujuan sekaligus, yaitu memajukan ilmu dan memajukan masyarakat. Pertama, ilmu berusaha memahami alam dan manusia secara ilmiah. Selanjutnya, pemahaman ilmiah tersebut dimanfaatkan untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat.
Pergeseran tujuan ilmu tersebut teoritis dan ilmu praksis (Melsen,1985). Ilmu teoritis sering disebut pula ilmu dasar (basic science) atau ilmu murni (pure science) dan berfokus pada upaya pengembangan teori. Sedangkan ilmu praksis biasa disebut ilmu terapan (applied science) dan lebih berfokus pada upaya penggunaan teori untuk memecahkan masalah masalah masyarakat.
Hal seperti itu terjadi dalam berbagai cabang ilmu, tak terkecuali sosiologi. Kini nsosiologi bisa dibedakan menjadi dua macam, sosiologi yang bertujuan mengembangkan teori teori sosiologi, biasa disebut dengan sosiologi dasar. Yang kedua adalah sosiologi yang bertujuan untuk memecahkan masalah masalah kemasyarakatan. Sosiologi seperti ini biasa disebut sosiologi terapan. (Steele & Price, 2004)
Table 6.1 perbedaan sosiologi dasar dan sosiologi terapan
ASPEK PEMBEDA
SOIOLOGI DASAR
SOSIOLOGI TERAPAN
Fokus
Secara langsung berupaya menguji / mengembangkan teori
Memanfaatkan teori sebagai alat untuk mengatasi masalah sosial
Status teori sosiologi
Merupakan tujuan yang hendak dicapai
Merupakan alat untuk mencapai tujuan
Metode kerja
Bertolak dari teori untuk mengkritisi teori
Bertolak dari masalah riil untuk mencari solusi

Dari tabel diatas, tampak bahwa teori sosiologi memiliki posisi penting dalam sosiologi dasar maupun sosiologi terapan. Bagi sosiologi dasar, teori sosiologi diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut teori-teori sosiologi yang ada. Sedangkan bagi sosiologi terapan, teori sosiologi diperlukan sebagai alat untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah sosial yang hendak dipecahkan.
Hal itu menunjukkan bahwa antara sosiologi dasar dan sosiologi terapan saling berhubungan erat. Teori yang dihasilkan oleh sosiologi dasar menjadi sarana penting bagi sosiologi terapan untuk memahami dan memecahkan masalah sosial. Sebaliknya, hasil-hasil yang dicapai oleh sosiologi terapan menjadi bahan masukan penting bagi sosiologi dasar untuk menguji atau mengembangkan lebihlanjut teori sosiologi yang ada.
Sosiologi terapan merupakan upaya menerapkan pengetahuan sosiologi (sosiologi dasar/sosiologi teoritis) dalam kehidupan bermasyarakat.

2.      Mengenal Sosiologi Terapan
            Istilah sosiologi terapan merupakan terjemahan dari beberapa istilah yang berbeda-beda dalam bahasa inggris. Setidaknya ada tiga istilah yang biasa digunakan untuk menunjuk pada sosiologi terapan. Ketiga istilah itu meliputi Sociological practice, clinical sociology, dan applied sociology.
Penggunaan ketiga istilah itu mengindikasi bahwa sosiologi terapan merupakan cabang ilmu yang relative masih baru. Karena itu, belum ada kesepakatan mengenai istilah mana yang tepat untuk digunakan. Penggunaan istilah applied sociology umumnya lebih disarankan. Alasannya sederhana, karena sosiologi terapan pada dasarnya merupakan upaya penerapan (applying) sosiologi (Steele & Price, 2004).
Apa itu sosiologi terapan ??
Ada banyak definisi mengenai hal itu, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Sosiologi terapan adalah pemanfaatan ilmu sosiologi dengan tujuan khusus pada penerapannya secara praktis terhadap perilaku manusia dan organisasi. (Palmer & Lamm, 1998)
·         Sosiologi terapan adalah setiap pemanfaaatan perspektif sosiologis dan atau alat alat daripadanya guna memahami, melakukan intervensi atau meningkatkan kehidupan sosial manusia. ( Stelle & Iutcovich, 1997).

B.     SOSIOLOGI DAN MASALAH-MASALAH SOSIAL
1.      Masalah-masalah sosial
      Masalah sosial adalah ketidaksesuaian antara unsur unsure dalam kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok dari warga kelompok sosial tersebut, sehingga menyebabkan rusaknya ikatan sosial (Gillin & Gillin, dalam Soekanto, 2002).
      Dalam sosiologi, umumnya dikenal berbagai kriteria/ukuran sehingga sebuah keadaan bisa disebut sebagai masalah sosial. Namun demikian, kriteria utama sebuah fenomena sosial disebut sebagai masalah sosial adalah adanya ketidaksesuaian antara ukuran nilai sosial dengan tindakan-tindakan sosial. Artinya, adaa kesenjangan antara apa yang seharusnya terjadi (harapan) dengan apa yang senyatanya terjadi (kenyataan) (Merton & Nisbet, dalam Soekanto, 2002). Selain kriteria tersebut, sebuah fenomena sosial tersebut sebagai masalah sosial karena hal-hal berikut.
a.       Masyarakat menganggap bahwa suatu gejala sosial merupakan masalah sosial.
b.      Banyak warga masyarakat yang menaruh perhatian terhadap fenomena sosial tersebut.

Meskipun demikian, kedua kriteria tersebut sebenarnya bersifat relative, sebab ada gejala sosial yang menurut masyarakat bukan merupakan masalah sosial. Namun, mengingat akibatnya,gejala tersebut sesungguhnya merupakan masalah sosial. Contoh, sampai saat ini banyak warga masyarakat yang memahami bahwa penyakit flu burung bukan merupakan masalah sosial. Padahal senyatanya penyakit tersebut sangat membahayakan masyarakat. Demikian pula, ada gejala sosial yang tidak mendapat perhatian warga masyarakat, namun sesungguhnya merupakan masalah sosial. Misalnya tingginya angka kematian penduduk akibat kecelakaan lalu lintas.
Itulah sebabnya dalam sosiologi dikenal istilah “masalah sosial manifest” dan “masalah sosial laten”. Masalah sosial manifest adalah masalah sosial yang nyata-nyata diakui oleh masyarakat sebagai masalah sosial. Sedangkan masalah sosial laten adalah masalah sosial yang tidak diakui sebagai masalah sosial oleh masyarakat.

2.      Memanfaatkan Sosiologi
Mengapa terjadi masalah kemiskinan? Menurut perspektif sosiologis, hal itu bisa dipahami berdasaaarkan beberapa teori. Menurut teori fungsional-struktural, setidaknya ada dua sebab terjadinya kemiskinan. Pertama, seseorang menjadi miskin karena ia gagal menyesuaikan diri dengan struktur sosial yang ada. Ia dipandang tidak menjalankan fungsinya secara baik, yaitu tidak bekerja secara optimal. Dengan kata lain, seseorang miskin karena ia malas bekerja. Kedua, seseorang miskin karena nilai-nilai kehidupan yang dianutnya tidak mendukungnya untuk menjadi pekerja keras. Dengan demikian, menurut teori fungsional-struktural, seseorang menjadi miskin karena  kesalahan orang itu sendiri.
Sementara itu, menurut teori konflik, seseorang itu miskin bukan karena ia tidak bisa menyesuaikan diri dengan struktur sosial yang ada. Juga bukan karena ia tidak memiliki nilai-nilai yang mendukungnya sebagai seorang pekerja keras. Melainkan, seseorang menjadi miskin karena struktur sosial yang ada tidak adil. Jadi, seseorang miskin karena struktur sosial mengkondisikan demikian.

C.     SOSIOLOGI DAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT
Penerapan sosiologi tidak hanya terkait dengan masalah masalah sosial dalam skala mikro. Melainkan juga terkait dengan masalah masalah sosial dalam skala makro. Konkretnya, sosiologi menolong masyarakat untuk memahami proses pembangunan. Dengan demikian, masyarakat bisa ikut serta mengarahkan jalannya pembanguan menuju arah sebagainya mestinya.
1.      Pembangunan Masyarakat
Apa itu pembangunan masyarakat? Ada banyak definisi mengenai pembangunan. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut.
a.      Pembangunan adalah proses transisi atau transformasi secara besar-besaran dari tahap masyarakat “primitif” atau masyarakat “tradisional” ke tahap yang lebih maju yakni apa yang disebut sebagai “masyarakat modern”. (Jan-Erik Lane & Svante Ersson).
b.      Pembangunan adalah industrialisasi, yang merupakan proses dinamis dan inovatif yang bersumber dari alokasi informasi teknologi baru dan modernisasi berkelanjutan yang terjadi setelah adanya industrialisasi. (David E. Apter).
c.       Suatu proses melalui usaha atau prakarsa masyarakat sendiri maupun kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi ekonomi, sosial, dan budaya. (PBB).

Dari berbagai definisi yang ada, dapat diketahui bahwa inti dari pembangunan adalah proses perubahan masyarakat. Sebagaimana kita tahu, perubahan masyarakat bisa bergerak kearah yang kurang baik (negatif), bisa pula merupakan perubahan kearah yang lebih baik (positif).
Terkait dengan proses pembangunan masyarakat tersebut, ada beberapa prinsip yang perlu mendapat perhatian, yaitu sebagai berikut :
a.       Pembaangunan merupakan proses yang disengaja dan terarah
b.      Pembangunan diarahkan pada terjadinya peningkatan taraf/mutu kehidupan warga masyarakat secara individu maupun keseluruhan.
c.       Pembangunan mengutamakan partisipasi (inisiatif dan kreatifitas) masyarakat.
d.      Pembangunan mengutamakan pendayagunaan sumber sumber setempat.
Proses pembangunan bisa berhasil, bisa pula kurang/tidak berhasil. Karena itu perihal ukuran keberhasilan tersebut menjadi hal penting. Apa saja ukuran sebuah proses pembangunan yang berhasil? Ada beberapa hal yang menandai sebuah pembangunan yang berhasil. Beberapa hal itu meliputi :
a.       Adanya peningkatan kekayaan rata rata masyarakat
b.      Terjadinya pemerataan pendapatan masyarakat
c.       Terjadinya peningkatan kualitas kehidupan masyarakat; dan
d.      Tidak adanya/minimnya kerusakan lingkungan.
Dengan demikian, pembangunan dikatakan berhasil manakala mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi tanpa/dengan sesedikit mungkin kerusakan sosial dan alam. Itulah pembangunan yang berkelanjutan (Budiman, 2000)

2.      Peran Sosiologi dalam Pembangunan
Sebagaimana dikatakan diatas, sosiologi berperan menyediakan “peta”untuk memahami proses pembangunan. “peta” tersebut adalah berbagai pandangan teoritis mengenai pembangunan. Sejauh ini ada berbagai pandangan teoritis mengenai pembangunan. Diantaranya :
·         Teori modernisasi
·         Teori ketergantungan
·         Teori pascaketergantungan

2.1.Teori Modernisasi
Menurut teori modernisasi masalah pembangunan (keterbelakangan masyarakat) terjadi akibat adanya faktor-faktor internal dalam masyarakat. Karena itu, cara melakukan pembangunan adalah bagaimana menumbuh-kembangkan faktor faktor internal itu. Ada berbagai pendapat :
a.       Pembangunan masyarakat ditentukan oleh tingginya tabungan dan investasi
b.      Pembangunan masyarakat ditentukan oleh nilai-nilai budaya yang dianut masyarakat.
c.       Pembangunan masyarakat ditentukan oleh adanya kebutuhan/dorongan untuk berprestasi
d.      Pembangunan masyarakat ditentukan oleh adanya kewirausahaan dalam masyarakat
e.       Pembangunan masyarakat ditentukan oleh adanya kondisi lingkungan masyarakat yang baik
f.       Pembangunan masyarakat ditentukan oleh adanya manusia modern.
Teori bahwa pembangunan ditentukan oleh nilai budaya masyarakat, dikemukakan oleh Max Weber. Menurut pandangan ini, nilai nilai budaya, terutama agama, merupakan faktor terpenting yang menggerakkan pembangunan. Terutama dalam hal ini adalah nilai-nilai budaya yang mendukung kemajuan ekonomi, misalnya, sikap hemat, kerja keras, dan kesediaan untuk menunda kesenangan sekarang demi kepentingan masa depan.
Teori bahwa pembangunan masyarakat ditentukan oleh adanya kebutuhan/dorongan untuk berprestasi dikemukakan oleh David McClelland. Menurut McClelland, kebutuhan/dorongan berprestasi merupakan faktor terpenting untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi, karena itu agar pembangunan dapat berlangsung dengan baik, harus diupayakan agar semakin banyak warga masyarakat yang memiliki kebutuhan/dorongan berprestasi.
2.2.Teori Ketergantungan
Teori ini merupakan respons/kritik terhadap teori modernisasi. Beberapa tokoh teori ketergantungan adalah Andre Gunder Frank, Paul Baran, Theotonio Dos Santos, dan lain lain. Menurut teori ketergantungan, hambatan pembangunan bukan berasal dari faktor faktor internal, sebagaimana pendapat teori modernisasi, melainkan, terjadi akibat faktor eksternal masyarakat. Faktor eksternal itu adalah adanya pembagian kerja internasional yang tidak adil. Konkretnya, ada hubungan yang tidak setara antara dua kawasan, yaitu kawasan pusat (Negara maju) dan kawasan pinggiran (Negara berkembang)

2.3.Teori Pascaketergantungan
Teori ini merupakan respons/kritik terhadap teori ketergantungan. Beberapa tokoh dari teori ini misalnya Bill Waren. Menurut teori ini, proses pembangunan di berbagai Negara di dunia tidak bisa dianalisis secara sendiri-sendiri, melainkan harus dilihat dalam keseluruhannya sebagai sebuah totalitas. Namun, berbeda dengan pandanga teori ketergantungan, menurut teori pascaketergantungan, hubungan antara Negara pusat dan pinggiran tidak selalu bersifat merugikan Negara pinggiran. Selalu ada kemungkinan terjadinya perubahan . baik iru perubahan naik kelas (Negara berkembang menjadi Negara yang lebih maju) maupun turun kelas (Negara maju menjadi Negara berkembang). Negara-negara yang mampu naik kelas itu antara lain, Korea Selatan, Taiwan, Hongkong Singapura, Malaysia, Cina, Tanzania, dan lain lain.
Demikianlah, melalui sosiologi kita dapat memperoleh pemahaman global mengenai proses pembangunan. Pemahaman tersebut akan menolong para pembuat kebijakan dalam menentukan prioritas-prioritas kebijakan public yang tepat dalam pelaksanaan pembangunan. Bagi warga masyarakat biasa, pemahaman tersebut setidknya akan menjadi masukan berharga dalam menilai kebijakan pembangunan yang dilaksanakan pemerintah dan/atau melakukan prakarsa untuk melaksanakan kegiatan pembangunan dalam skala lokal.



2 komentar:

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua, Sengaja ingin menulis
    sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang
    kesulitan masalah keuangan, Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa
    Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar
    1M saya sters hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa
    melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu
    dengan KYAI SOLEH PATI, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari
    saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SOLEH PATI
    kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan
    penarikan uang gaib 4Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti
    dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 4M yang saya
    minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya
    buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada.
    Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya
    sering menyarankan untuk menghubungi KYAI SOLEH PATI Di Tlp 0852-2589-0869
    agar di berikan arahan. Supaya tidak langsung datang ke jawa timur,
    saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sangat baik,
    jika ingin seperti saya coba hubungi KYAI SOLEH PATI pasti akan di bantu Oleh Beliau

    BalasHapus
  2. Nikmati berbagai hadiah ratusan bahkan jutaan rupiah hanya bermain di website kami bento 4d terpercaya dan aman 100%

    BalasHapus